🎎 Cerita Dewasa Pak Rt

Bagikepada teman Kisah Dewasa Ibu Maya Yang Baik Cerita bokep – Setelah tamat dari SMU, aku mencoba merantau ke Jakarta, Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin, Di kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. ternya pak RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu KumpulanCerita Sex Hot bergambar Istri pak RT yang super sexy ketagihan dengan kontol ku Cerita Dewasa Istri pak RT yang super sexy ketagihan dengan kontol ku Mesum Cerita Ngentot kesepian, lugu, mamah muda, nafsu, ngentot, perjaka, remaja, Selingkuh, sma, tante Sedarah Cerita Bokep STW Tante Remaja daun muda setengah baya sma perawan hot terbaru 2021 Search Cerita Jilat Anus Bu Haji. Pembantuku Yang Buas | Cerita Dewasa - Kali ini Berita-U akan berbagi Cerita ML atau Cerita Bercinta Plus Foto atau Gambar Aku gosok-gosok lubang kemaluan Bu Lastri bagian luarnya, sedangkan jempolku aku gesek-gesek secara perlahan dilubang anusnya Kacang Mede Cerita Sex Dewasa | Sudah tak terhitung berapa kali aku dan CeritaSeks Dewasa - Ketua RT itu Ternyata.., Artikel ini menginformasikan tentang Cerita Seks Dewasa - Ketua RT itu Ternyata.. secara lengkap dan detail . HOME; ABOUT US; Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit CeritaDewasa 2019 - Setelah tamat dari SMU, aku mencoba merantau ke Jakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai salah seorang staff di CERITADEWASA SEPONGAN ISTRI DAN ANAK PAK RT . Sebulan sudah aku ngekost ditempat pak Rian ketua RT kampong bojong daerah Bekasi, Aku mendapatkan kontrak kerja selama 1 tahun untuk sebuah proyek pembangunan Apartemen di sini dan sebulan pula aku memendam rasa dengan istrinya. Yangsering hadir dalam khayalan seksualku justru Bapak Singgih, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah di atas 50 tahun, 22 tahun di atas suamiku dan 28 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Bapak Singgih ini, aku bisa cepat meraih klimaks ku. CeritaDewasa Ngentot Memek Tetangga Cerita Dewasa Ngentot Memek Tetangga. Cerita Dewasa - Sahabat baruku adalah seorang fotografer amatiran, meski demikian asap dapurnya bergantung penuh dari hasil fotonya Aku terpaksa menahan rasa enak dan geli "Sudah malam Bu saya mau pulang" cukup mengherankan karena dia belum terkenal tetapi kehidupannya PusatCerita Dewasa Terbaru, cerita-cerita bikin horni, Pusat cerita yang bikin horni ,,iya loe tidak berbuat apa-apa tapi laki-laki itu yang ngapa-ngapain lu,,,hehhee..setelah melakukan perundingan antara pak Rt dan si janda akirnya janda yang alisnya mulus tersebut dikenakan denda batu sebanyak 10 kubik,atau berkisar dua juta rupiah untuk . Poker Online – Hambali adalah ketua RT di daerah tempat saya tinggal. Dia sering datang ke rumah saya untuk mengumpulkan uang lokal dan biaya air bersih. Dia adalah seorang pria berusia 50-an dan memiliki dua istri. Memang orang yang benar mengatakan bahwa dia adalah orang tua, buktinya adalah ketika saya berada di rumah saya saat saya lewat di depannya, matanya sering menatap saya seolah matanya transparan di balik pakaian saya. Bagi saya tidak apa-apa, saya senang jika tubuh saya dikagumi oleh pria, terkadang saya memakai gaun rumah seksi saat saya lewat di depannya. Aku yakin dalam pikirannya pasti penuh dengan hal-hal kotor tentang diriku. Suatu hari saya di rumah sendiri. Saya melakukan kebugaran untuk menjaga bentuk dan stamina tubuh saya di ruang belakang rumah saya dengan beberapa peralatan fitness yang tersedia. Saya memakai baju bagus dan menyerap keringat dalam bentuk lengan tanpa lengan tanpa lengan hitam dengan belahan dada rendah sehingga payudara montok saya sedikit menusuk terutama saat saya melihat ke bawah terutama karena saya tidak memakai bra, juga celana pendek ketat yang tercetak padam saya. pantat. Ketika saya melatih paha saya, tiba-tiba bel berbunyi, saya segera mengambil handuk kecil dan mengelap keringat sambil berjalan ke pintu. Saya melihat dari jendela, Mr Hambali yang datang, dia ingin mengumpulkan biaya pipa ledeng, yang ayah saya percayakan kepada saya pagi ini. Aku membuka pagar dan mengundangnya masuk “Tolong Pak duduk ya, sambil menungguku mengambil uang” Senyumku dengan ramah mengajaknya duduk di ruang tamu “Seberapa tenangnya, di mana kau?” “Papa hari ini pulang, tapi uangnya sudah dititip ke saya kok, mama juga lagi arisan teman sama” Seperti biasanya, matanya selalu menatap tubuhku, terutama bagian dadaku yang agak terlihat. Saya juga menyadari bahwa dadaku mengintip saat dia menunduk untuk menaruh segelas teh untuknya. “Minum Pak” tawark saya lalu saya duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kanan saya sehingga paha dan putih saya lebih terlihat. Nuansa teduh mulai terasa di ruang tamu yang nyaman Dia bertanya kepada saya seputar masalah orang muda, seperti ceramah, hobi, keluarga, dan lain-lain, namun matanya tetap telanjang. “Bayangkan citra olah raga dengan baik, karena badan wajah berkeringat merah lagi” katanya “Iya ya pak, wajar kalau cewek harus menjaga jenazahnya, sekarang pas banget banget banget ya, mau dipijat itu, ayah bisa bantu pijitin ga?” Aku menggoda saat dia mendorong pahaku. Poker Online – Tanpa diminta lagi dia langsung bangkit dan bergerak disampingku, sambil berdiri aku melihat dia melihat putingku menonjol dari balik bajuku, juga kulihat kontolnya ngaceng yang berat membuatku tidak sabar untuk pegang benda itu. “Biar Dik, kesinikan kaki izinkan saya memijat” Saya kemudian mengubah posisi duduk saya ke samping dan menempelkan kaki saya ke arahnya. Dia mulai memijat pahaku ke betisku. Uuuhh … pijatannya benar-benar bagus, telapak tangannya yang kasar membelai paha putih mulusku membangunkan birahku. Aku menghela napas saat menggigit bibir bawahku. “Pijat ayah yang bagus ya Dik?” Dia bertanya “Ya pak, tetap dong … enak … .mmhh!” Aku terus menghela nafas Pak Hambali, desahku kadang kuhadapi dengan meregangkan tubuh. Dia berani mengelus paha bagian dalam tubuhku, bahkan menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya “Enngghh … pak!” Aku mendesah lebih intens saat merasakan jari-jarinya mengelakkan bagian itu Tubuhku semakin menggelinjang jadi nafsu Pak Hambali malah bertambah dan tak terbendung. Celana olahraga saya ditarik keluar dengan celana dalam saya. “Aryw …!” Aku berpura-pura kaget saat menutupi pangkal paha dengan telapak tanganku. Melihat reaksi adikku yang tak tahu malu, dia semakin bersemangat, dia menarik celana yang telah tertarik ke lutut dan kemudian dilemparkan ke belakang, kedua tanganku menutupi alat kelamin juga terbuka sehingga rambut berambut tebalku terlihat padanya, klistor merah dan cokelatku. Sudah siap untuk masuk Hambali tertegun sejenak memandangi saya yang terbaring telanjang. “Kamu yang sempurna Dik Citra, dari masa lalu ayah sering membayangkan ngent * kalengmu, akhirnya hari ini juga mencapai” rayunya Poker Online – Dia mulai melepas bajunya agar bisa melihat perutnya yang gemuk dan dadih berbulu. Kemudian ia membuka ikat pinggang dan celananya sehingga benda di belakangnya sekarang bisa terangkat kencang dan tegak. Aku menatap takjub pada organ, begitu besar dan mengakar sehingga aku tidak sabar untuk ambil dan menyedotnya. Pak Hambali membuka pahaku dan mengubur kepalanya di sana sehingga selangkanganku menghadap wajahnya. “Hhmm … wangi, pastinya adik rajin merawatnya dengan baik” gumamnya sambil menghirup selangkanganku yang dipelihara dengan baik dengan sabun pembersih wanita. Sesaat kemudian aku merasakan hal yang lembut dan basah menggelitik vaginaku, oohh … lidahnya menjilat klausulku, kadang menusuk pangkal pahaku. Lidah tebal dan kumisnya sangat menarik bagi saya, saya sangat terhibur sehingga saya menghela napas tak tertahankan saat saya meremas rambutnya. Tangannya meluncur di bawah kemejaku dan mulai meremas payudaraku, jari-jarinya yang besar bermain liar di sana, meremas putingku dan memelintirnya sampai mereka tumbuh lebih keras. “Pak … oohh.. aku juga mau … pak!” Aku mendesah tak tahan ingin menghisap penis. “Kalau begitu bapak turun ya ya dik” katanya sambil mengatur posisi kita sedemikian rupa agar bergaya Aku menaiki wajahnya dan membungkukkan badanku, meraih benda kesukaanku, dalam cengkeramanku, aku dengan lembut mengayunkan sambil menjilatnya. Aku menggerakkan lidahku di sepanjang tongkat, kesaksiannya sesaat, lalu menjilati lagi sampai akhir dimana aku mulai membuka mulutku untuk menelannya. Oohh … batangnya begitu gemuk dan berdiameter lebar seperti badan pemiliknya, jadi saya juga harus membuka mulut lebar-lebar agar bisa mamasukkannya. Aku mulai mengisapnya dan menggosok testis dengan tanganku. Hambali mendesah dengan senang menikmati permainan saya, sementara saya juga merasa geli di sana, saya merasakan ada gerakan berputar-putar di dalam vagina saya dengan jari-jarinya, jari-jari lain dari tangan yang sama membelai klausa dan bibir vagina saya, tidak hanya itu, miliknya. Lidah juga menjilat anus dan vagina saya. Betapa sensasinya yang hebat sampai pinggul saya goyang untuk menikmatinya, juga lebih mengulum penisnya. Selama 10 menit kami menikmatinya sampai ada sedikit kesal dengan suara HP Pak Hambali. Aku melepaskan penisnya dari mulutku dan menatapnya. Hambali menyuruh saya untuk membawa ponselnya di meja ruang tamu, lalu dia berkata Poker Online – “Ayo pergi, terus karaokenya dong, izinkan saya bilang dulu di telepon” Aku tanpa ragu menelan kontolnya lagi. Dia berbicara tentang HP sementara penisnya diambil oleh saya, tidak tahu siapa yang harus diajak bicara, saya hanya berpikir, yang harus saya coba untuk tidak membuat suara aneh. Tangan lain yang tidak memegang HP terus bekerja di selangkangan saya, terkadang menyelipkannya ke dalam vagina dan anus saya, terkadang meremas pantat pantat saya. Tiba-tiba dia menggeram saat menepuk pantatku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena itu pertanggungjawabanku malah lebih mengasyikkan dan menyedot penisnya sampai dia berusaha menahan duka cita karena masih harus terus melayani. percakapan. Akhirnya muncratlah cairan putih di mulut saya yang saya minum langsung seperti haus, cairan yang menempel pada penisnya juga saya menjilat sampai tidak ada yang tersisa. “Tidak apa-apa … tidak apa-apa … hanya tenggorokan saya ada sedikit masalah” katanya di HP Tak lama kemudian ia menutup ponselnya, lalu bangkit dan meletakkanku di pangkuannya, tangan kirinya didukung di tubuhku. “Wah … dikitra gambar ini juga keras kepala ya, apakah kamu sudah diperintahkan untuk berhenti dulu, eee … malah dibikin lagi, untung ga curiga tuh orang” katanya sambil mencubit putingku “Hehehe … sori deh pak, sudah jadi tanggung jawab saya untuk makan aja, tapi ayah seneng kan” kataku dengan senyum nakal. “Hmm … kalau begitu awas ya sekarang ayah balas membuatmu keluar ya” nyengir, lalu dengan cepat tangannya tergelincir di antara pangkal pahaku. Jari tengah dan telunjuk mendorong dan menusuk vagina saya, saya meringis saat merasakan jari-jari bergerak lebih cepat untuk bermain dengan nafsu saya. Hambali menarik bajuku tanpa lengan dari bahunya dan menyelipkannya melalui lengan kananku, jadi sekarang dadaku yang putih montok muncul. Dengan gairah langsung ia menghancurkan benda itu dengan mulutnya. Aku menjerit sedikit saat menggigit putingku dan mengisapnya keras, bola mungil itu sepertinya mengencang. Dia membuka mulutnya terbuka lebar agar sesuai dengan semua payudaraku ke dalam mulutnya, di dadanya payudaraku tersedot, merajuk, dan menjilat, rasanya dia ingin memakanku. Sementara pangkal pahaku basah kuyup dengan jari-jarinya, jari-jarinya menusuk lebih cepat dan lebih dalam. Sampai suatu saat nafsu saya terasa sudah di atas, mengalir cairan cintaku dengan cepat. Saya menjepit paha saya di bawah geli saya sehingga tangannya terjepit di antara paha halus saya. Poker Online – Setelah ia menarik tangannya dari pangkal paha, nampak jari-jarinya sudah tertutup oleh cairan bening yang saya lepaskan. Dia menjilat cairan saya yang dijarinya itu, saya juga ikutan menjilat jarinya untuk merasakan cairan cinta saya sendiri. Lalu dia memasukkan tangannya lagi ke pangkal paha, kali ini dia membelai daerah itu seakan menyekanya. Telapak tangannya penuh sisa cairan yang dibalurinya di dadaku “Sayangnya jika dibuang, itu boros” katanya Lagi-lagi lidahnya menjilat dadaku yang basah, sementara aku menjilat cairan di tangannya yang diserahkan kepadaku. Tanganku yang satunya meraba-raba dan meraih penisnya, yang dirasakan olehku batangnya sekarang mengeras lagi, siap untuk memulai aksi selanjutnya. “Enggh … masuk aja aja, sudah mau nih” Dia membalikkan tubuhku, tepat di depannya, tangan kanannya mencengkeram penisnya untuk diarahkan ke vaginaku. Saya membuka bibir vagina saya untuk menyambut masuknya objek. Setelah saya merasa bugar saya mulai menurunkan tubuh saya, perlahan tapi pasti penis mulai tenggelam di pangkal paha saya. Sukacita liar saya membuat Pak Hambali menghela napas lega, untungnya dia tidak menderita penyakit jantung, jika memang kambuh. Baju saya yang masih di bahu kiri menurunkannya sehingga baju itu menggantung di perut saya dan payudara kiri saya terpapar. Tampaknya perbedaan antara kiri masih bersih dengan sisi kanan daritadi menjadi bulan-bulanan sehingga basah dan memerah bekas cupang. Tangannya memutar-mutar payudaraku, saat kumis kumisnya yang kasar terkadang menggosok putingku yang menyebabkan sensasi kesemutan yang menyenangkan. Lidahnya terangkat ke leherku dan memegangnya sementara tangannya terus memainkan payudaraku. Berkat saya sangat tinggi, nafas saya menjadi semakin tidak teratur, dia begitu cerdik dalam bercinta, saya rasa ini baru pertama kali berselingkuh seperti ini. Saya merasa bahwa saya tidak bisa bertahan lebih lama lagi, frekuensi saya bergetar, lalu saya mencium bibirnya. Tubuh kita terus bergerak sambil memainkan lidah kita dengan liar sampai air liur kita mengalir deras di sekitar mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Mengetahui bahwa saya akan keluar, dia menancapkan pundak saya sehingga penisnya menusuk lebih dalam dan vagina saya menjadi sesak. Tubuhku gemetar hebat dan jeritanku yang tak tertahankan berasal dari mulutku, perasaan itu berlangsung beberapa saat sampai akhirnya aku terkungkung dalam pelukannya. Poker Online – Dia menjatuhkanku dari pangkuannya, penisnya berkilau karena basahnya cinta. Dia meletakkan tubuh lemasku di sofa, lalu menyerahkan gelas yang berisi teh itu. Setelah beberapa tegukan, saya merasa sedikit lebih segar, setidaknya di tenggorokan saya karena sudah kering saat saya menghela napas dan menjerit. Baju saya masih gantung di perut yang dilepaskannya, jadi sekarang saya telanjang total. Sebelum energi saya benar-benar pulih, Hambali telah menghancurkan tubuh saya, saya hanya bisa menyerahkannya di bawah tubuh gemuknya. Dengan lembut dia mencium dahi saya, dari sana ciuman sampai ke pipi, berhenti di bibir, mulut kita kembali satu sama lain. Selama ciuman itu, Pak Hambali memasukkan penisnya ke vagina saya, lalu mendorongnya perlahan-lahan, dan aahh … mata tertutup saya menikmati ciuman tiba-tiba saat dia menginjak pinggulnya sehingga penisnya menusuk lebih dalam. Kesenangan ini berlanjut, saya sangat menikmati gesekan gesekan dinding vagina saya. Payudaraku menggosok dadanya yang berbulu, pahaku melongo ke pinggangnya. Aku mengerang tak terkendali saat menggigit jari sendiri. Sementara pinggulnya berdegup kencang di atas saya, mulutnya terus-menerus menumbuk atau menjilat bibir saya, wajah saya jadi basah tidak hanya dengan keringat, tapi juga dengan air liur. Telinga dan leherku tidak luput dari lilitannya, lalu dia mengangkat lengan kananku dan dia menancapkan kepalanya ke sana. Aahh … ternyata dia menyikat bibir dan lidahnya dengan ketiakku yang mulus, kumis kasar menggelitikku sehingga desahanku bercampur tawa. “Uuuhh..Pak … aakkhh …!” Saya kembali mencapai orgasme, vagina saya semakin kebanjiran, tapi tidak ada tanda dia keluar segera, dia terlihat sangat menikmati ekspresi wajah saya yaitu orgasme. Suara menjilat cairan sudah jernih setiap kali dia menusuk penisnya, cairanku mencair di mana-mana sampai merendam sofa, sofanya yang lebih ringan dari kulit, mudah membersihkan dan membuang bekas luka itu. Tanpa melepaskan penisnya, Hambali bangkit berlutut di antara kedua pahaku dan mengangkat betisku ke pundaknya. Tanpa memberi saya istirahat dia terus mengocok pangkal pahaku, saya tidak cukup kuat untuk mengerang karena leher saya terasa sakit, saya hanya bisa bau seperti ikan yang keluar dari air. “Ayah sudah mau … dik … Citra … !!” Dia mendesah untuk mempercepat goyangnya. “Di luar … pak … ahh … uuhh … lagi subur” kataku sambil berkata meski suaraku putus. Segera dia menarik penisnya dan menurunkan kakiku. Dia memanjat ke wajahku, lalu dia meletakkan penisnya masih tegak dan membasahi bibirku. Saya memulai pekerjaan saya, kukulum dan kukocok tanpa henti sampai dia mengerang keras dan menyambar rambut saya. Semprotan itu menyemprotkan wajahku, aku membuka mulut untuk menerima semprotan itu. Setelah semprotan mereda saya masih mengocok dan mengisap penisnya seakan tidak meninggalkan setetes pun. Batang kujilati aku bersihkan, benda itu mulai menyusut perlahan di mulutku. Kami memeluk tubuh lemas sambil memikirkan apa yang baru saja terjadi. Poker Online – Sofa tempat saya berbaring direndam dengan keringat dan cairan cinta saya yang menetes. Masih telanjang, aku terhuyung-huyung ke dapur untuk mengambil kain lap dan segelas air. Ketika saya kembali ke ruang tamu, Pak Hambali sedang mengancingkan kemejanya lagi, lalu menelan sisa air di gelasnya. “Wah Dik Citra sangat hebat, istri ayah sekarang tidak sekuat saudara kandungnya lagi saat mereka sering melayani ayah sekaligus sekaligus” dia memuji bahwa saya hanya merespon dengan senyuman manis. Setelah berpakaian lagi, saya mengantarnya ke pintu depan. Sebelum keluar dari pagar ia melihat kanan kiri terlebih dahulu, setelah yakin tidak ada orang yang menepuk pantatku dan mengucapkan selamat tinggal. “Lain kali ada kesempatan kita bermain lagi dengan baik Dik” “Bagian bawah bandot, tidak cukup untuk memiliki dua istri, masih meniup anak laki-laki,” kataku pada diri sendiri Akhirnya saya mandi tubuh saya dari sperma, keringat, dan air liur. Semprotan air menyegarkan tubuh saya setelah seharian berolahraga dan berolahraga. Beberapa menit setelah mandi, ibuku pulang. Katanya bau ruang tamu itu bagus sehingga kepayahannya agak berkurang, saya tersenyum hanya karena ruangan itu terutama sekitar “medan aksi” kami sudah saya semprotkan freshener udara untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi. Jahatnya Pak RT Cerita Dewasa – Aku masih ingat. Tahun 2007 silam aku diangkat sebagai Ketua RT oleh warga komplek di perumahan ku di Kelapa Gading Jakarta utara. Seperti biasa pekerjaan seorang ketua RT. Di lingkungan perumahanku yaitu menarik iuran keamanan dan kebersihan setiap bulannya. menyipan daftar warga dan membuat surat pengantar. 3 bulan lebih menjadi ketua RT, aku mulai tahu secara lengkap profil setiap wargaku. Dari usia, alamat, telephon maupun berapa jumlah anggota keluarganya. Eh ternyata di lingkungan komplekku banyak sekali Ibu-ibu mudanya mereka cantik dan sexy-sexy, usia antara 25-32 Tahun. Setelah aku mempelajari data dan situasi. Aku tertarik pada istri tetanggaku yg cantik,putih dan sexy. Ia benama Titis. Usianya baru 25 Thn dan belum mempunyai anak. Suami Titis seorang pengusaha kayu. Jarak usia Titis dan suaminya terpaut 13 Thn. Karena suaminya sering ke kalimatan, Titis sering sendiri. Dalam sebulan, suaminya paling hanya 2-2,5 minggu di rumah. Dengan semangat 45 aku mengatur berbagai strategi agar aku harus mendapatkan / meniduri Titis istri tetanggaku, tepatnya akhir Maret lalu. Seperti biasa aku sengaja datang ke rumah Titis untuk menagih iuran keamanan dan kebersihan. Saat itu waktu menunjukkan pukul WIB. Aku mengetok pintu rumah Titis. setelah beberapa saat, pintu dibuka. Dan ternyata yg membukakan pintu Titis sendiri. “Eh, pak RT. Maaf lama bukakan pintunya. karena pembantuku tidur dia sedang sakit katanya. Ada apa nih pak? Kok repot-repot datang ke sini sendiri?,” tanya Titis, saat membukakan pintu. “Ayo masuk pak !!,” ajaknya. “Nggak, cuma mau menarik iuran kamsih aja kok. Suami sedang di kalimantan ya?,” tanyaku. “Iya nih mungkin lusa dia baru balik,” jawabnya. “Kita ngobrol di ruang tengah aja ya karena AC di ruang tamu sedang rusak,” sebutnya. “Oya nggak apa-apa,” jawabnya seraya duduk di sofa ruang keluarganya. Saat itu Titis menggunakan daster transparan saat itu. sehingga BH dan CD nya yg berwarna hitam terlihat transparan aleh terangnya lampu ruang keluarga. Aku tdk konsentrasi saat paha yg putih mulus tepat didepan mataku. Kusodorkan kartu iuran agar di tanda tangani, ah saat itu Titis membungkuk dan terlihat jelas buah dadanya yg putih dan bulat dari balik dasternya. Kami ngobrol kesana kemari dan waktu sudah menunjukan Yg ada dalam pikiranku saat itu bagaimana aku bisa mencumbu dan melumat buah dada Titis ukuran 36B dan segera ingin meremas dan mengemutnya. Pembicaraan semakin akrab, sampai mengarah pada masalah pribadi. “Oya pak, aku ambilkan dulu uang iurannya di kamar. Bapak mau minum apa? Ambil aja sendiri di kulkas. Maklum pembantu sakit, pak,” ujarnya. setelah Titis masuk kekamar. Pikiran kotorku semakin menjadi jadi. aku berdiri dan nekad membuka pintu kamar Titis yg ternyata tdk dikunci. Titis masih di kamar mandi. Kututup pintu kamar dari dalam. Setelah kulepas baju dan celana panjangku. Aku tinggal memakai CD. Beberapa detik kemudian Titis keluar dari kamar mandi hanya mengenakan BH hitam saja. Ia kaget melihat aku masuk ke kamar dan tdk mengenakan busana. Secepatnya aku langsung mendorong tubuh Titis ke ranjang. Dan langsung tubuhku menindihnya. “Dominobet – Jangan pak, jangan pak. Sadar pak,” mintanya sambil memberontak,” Tanpa banyak bicara, aku langsung mencumbui Titis. Bibirnya yg mungil langsung ku lumat habis. Sekitar 4 menit kemudian, Titis ulai pasrah dan mulai menikmati ciumanku turun kebawah.. akhrinya sampailah aku pada buah dada Titis yg masih tertutup oleh BH Triumph 36 B. Tanganku kiri terus meremas payudara Titis yg putih,montok dan tertutup BH hitam , sedang tangan kananku menyusup dibawah punggung Titis untuk mencari dan membuka tali pengikat BH Titis. Kutemukan pengkait BH nya dan kubuka pengkaitnya. Dengan posisi Titis yg masih tertindih dibawahku. kukepas BH nya kedepan. “Jangan pak, jangan !! Aku sudah punya suami,” harap Titis. BH Titis sudah terbuka. K0ntolku spontan mengeras. Tatkala kulihat buah dada Titis yg montok, bulat dengan punting kecil berwarna pink yg mancung keatas. Langsung kusedot, dan ku permainkan punting Kecil Titis yg mancung dengan lidahku dan gigitan mesraku. secara bergantian yg kanan dan yg kiri. Sambil tangan kananku terus membelai lembut memek Titis yg ditumbuhi bulu-bulu yg halus. bibir Memek Titis cukup tebal sehingga jari jemari tangan kamanku semakin napsu untuk mem-permainkannya. Setelah aku berhasil mencumbu payudara Titis dan tanganku aktif membelai dan menggosok Memeknya. Titis mulai menimati permainanku. terbukti dengan desahan desahan Titis yg terdengan lirih di telingaku. Cumbuanku terus ke bawah, melewati pusar dan terus 2. akhirnya sampailah bibirku pada Memek atau bagian paling sensitif dari Titis. kucium bibir Memek Titis yg sdh mulai membasah. OH.. memek yg yg harum.! sangat berbeda dengan memek istriku. kupermainkan bibir memek Titis dengan bibir dan lidahku.. sekali kali kusedot sedot bibir memeknya. Kenapa ini ku sebut bagian sensitif dari Titis, karena saat ku cumbu Memeknya desahan Titis tdk terdengar lirih lagi, Tapi semakin keras terdengar. dengan posisi kaki kanan dan kiri Titis menggelinjang kegelian. “Mau Dapat Uang Dengan Main Game Online? Buruan Daftar Diri Anda di Domino QiuQiu , Dapatkan Jackpot Dari Game Ini” “Aahh.. Terus pak. Enak.!!!,” desahnya. Titis mulai terangsang hebat. Dia menarik kepalaku ke atas dan dia menciumiku dengan ganasnya. Gantian tangan kanan Titis memegani dan meremas remas MR P ku. yg semakin tegang. Kutarik tubuh Titis ke tepi ranjang, kurebahkan tubuhnya. Sambil posisi berdiri kuantat sedikit pantat Titis agar aku mudah mengarahkan k0ntolku ke Memeknya. tanpa basa basi kutancapkan k0ntolku ke memek Titis yg masih sempit itu. “AHH..!!!!,” teriak Titis dengan mata terbelalak. K0ntolku terus keluar masuk menghujani Memek Titis yg semakin kian membasah, sambil sekali kali ku goyang goyangkan pantatku kekiri dan kekanan. “ Pak!! Terus-terus. Enak sekali pak,” katanya. Permainanku dengan Titis terus berjalan. dan berakhir setelah kutari k0ntolku dan ku muntahkan cairan spermaku di dalam memeknya. Aku terbaring lemas disamping tubuh Titis yg basah dengan keringat. “Pak, kamu hebat!!,” kata Titis padaku. “Kamu juga hebat. Beda dengan istriku. Kamu tdk hanya Cantik, putih dan Sexy tapi juga menggemaskan dan menggairahkan dalam bercinta,” kataku. “Ah bisa aja pak,” Titis tersenyum. Titis mengaku, semenjak 1,5 tahun menikah dengan suaminya, belum pernah ia merasakan nikmat dan klimaks seperti saat ini. “Apa karena suamiku badannya kegemukan dan kecapaian ya pak? sehingga dia malas mencumbuiku bila kita mau berhubungan,” tanyanya. “Dia selalu menonton film blue sebagai pemanasan sebelum berhubungan denganku. Setelah dia terangsang, main tancap saja tanpa memperhatikanku dan mencumbuku terlebih dahulu. Aku terasa seperti pelacur yg tdk berhak untuk mendapatkan kenikmatan yg seimbang dalam bercinta. Meskipun secara materi aku terpenuhi.” cerita Titis nanar habis mereguk kenikmatan. “Tapi kita sudah berdosa pak. Kita menghianati pasangan kita masing-masing kata Titis. kasihan juga istrimu,” ingatnya. “Aku juga tdk bahagia nikah dengan istriku. Istriku gendut dan tdk se sexy kamu. Kita bekomitmen bahwa hubungan ini hanya kita berdua yg tahu,” mintaku. Setelah itu aku memakai bajuku dan pulang ke rumah dengan tubuh yg segar. Kalau aku nggak buru2 pulang nanti bisa ketahuan tetangga yg lain karena waktu sudah menujukan jam WIB. Nggak lucu kalau Aku ketahuan warga sebagai ketua lama-lama di rumah Titis. Sejak peristiwa tersebut, aku dan Titis sering mengentot. Bukan saja di rumahnya, semak-semak, bahkan kami sering menginap di hotel atau liburan keluar kota berdua. Titis sangat berkeinginan memiliki anak. Dan selama tiga bulan aku sering mengentotnya, dia pun hamil. Apakah anaknya seperti aku ya? Kita lihat saja nanti. Pak Vito adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air ledeng. Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua istri. Benar kata orang bahwa dia ini seorang bandot tua, buktinya ketika di rumahku kalau aku lewat di depannya, seringkali matanya jelalatan menatap padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku. Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi laki-laki, terkadang aku memakai baju rumah yang seksi kalau lewat di depannya. Aku yakin di dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang jorok suatu hari aku sedang di rumah sendirian. Aku sedang melakukan fitness untuk menjaga bentuk dan stamina tubuhku di ruang belakang rumahku yang tersedia beberapa peralatan fitness. Aku memakai pakaian yang enak dipakai dan menyerap keringat berupa sebuah kaus hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah sehingga buah dadaku yang montok itu agak tersembul keluar terutama kalau sedang menunduk apalagi aku tidak memakai BH, juga sebuah celana pendek ketat merk 'Nike' yang mencetak pantatku yang padat berisi. Waktu aku sedang melatih pahaku dengan sepeda fitness, tiba-tiba terdengar bel berbunyi, segera saja kuambil handuk kecil dan mengelap keringatku sambil berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Pak Vito yang datang, pasti dia mau menagih biaya ledeng, yang dititipkan ayah padaku tadi pagar dan kupersilakan dia masuk."Silakan Pak duduk dulu ya, sambil nunggu saya ambil uangnya" senyumku dengan ramah sambil mempersilakannya duduk di ruang tengah."Kok sepi sekali Dik, kemana yang lain?""Papa hari ini pulangnya malam, tapi uangnya udah dititip ke saya kok, Mama juga lagi arisan sama teman-temannya".Seperti biasa matanya selalu saja menatapi tubuhku, terutama bagian dadaku yang agak terlihat itu. Aku juga sadar kalau dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk untuk menaruh segelas teh untuknya."Minum Pak", tawarku lalu aku duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kananku sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu makin mesum mulai terasa di ruang tamuku yang nyaman itu. Dia menanyaiku sekitar masalah anak muda, seperti kuliah, hoby, keluarga, dan lain-lain, tapi matanya terus menelanjangiku."Dik Citra lagi olah raga yah, soalnya badannya keringatan gitu terus mukanya merah lagi" katanya."Iya nih Pak, biasa kan cewek kan harus jaga badan lah, cuma sekarang jadi pegel banget nih, pengen dipijat rasanya, Bapak bisa bantu pijitin nggak?" godaku sambil mengurut-ngurut diminta lagi dia segera bangkit berdiri dan pindah ke sebelahku, waktu berdiri kuperhatikan ia melihat putingku yang menonjol dari balik kausku, juga kulihat penisnya ngaceng berat membuatku tidak sabar mengenggam benda itu."Mari Dik, kesinikan kakinya biar Bapak pijat"Aku lalu mengubah posisi dudukku menjadi menyamping dan menjulurkan kakiku ke arahnya. Dia mulai mengurut paha hingga betisku. Uuuhh.. pijatannya benar-benar enak, telapak tangannya yang kasar itu membelai pahaku yang putih mulus hingga membangkitkan birahiku. Akupun mendesah-desah sambil menggigit bibir bawahku."Pijatan Bapak enak ya Dik?" tanyanya."Iya Pak, terus dong.. enak nih.. emmhh!" aku terus mendesah membangkitkan nafsu Pak Vito, desahanku kadang kusertai dengan geliat semakin berani mengelus paha dalamku, bahkan menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya."Enngghh.. Pak!" desahku lebih kuat lagi ketika kurasakan jari-jarinya mengelusi bagian makin menggelinjang sehingga nafsu Pak Vito pun semakin naik dan tidak terbendung lagi. Celana sportku diperosotkannya beserta celana dalamku."Aawww..!" aku berlagak kaget sambil menutupi kemaluanku dengan telapak reaksiku yang malu-malu kucing ini dia makin gemas saja, ditariknya celanaku yang sudah tertarik hingga lutut itu lalu dilemparnya ke belakang, tanganku yang menutupi kemaluan juga dibukanya sehingga kemaluanku yang berambut lebat itu tampak olehnya, klitorisku yang merah merekah dan sudah becek siap dimasuki. Pak Vito tertegun beberapa saat memandangiku yang sudah bugil bagian bawahnya itu."Kamu memang sempurna Dik Citra, dari dulu Bapak sering membayangkan ngentotin kamu, akhirnya hari ini kesampaian juga", rayunyaDia mulai melepas kemejanya sehingga aku dapat melihat perutnya yang berlemak dan dadanya yang berbulu itu. Lalu dia membuka sabuk dan celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya. Pak Vito begitu membuka pahaku lalu membenamkan kepalanya di situ sehingga selangkanganku tepat menghadap ke mukanya."Hhmm.. wangi, pasti Adik rajin merawat diri yah" godanya waktu menghirup kemaluanku yang kurawat dengan apik dengan sabun pembersih kemudian kurasakan benda yang lunak dan basah menggelitik vaginaku, oohh.. lidahnya menjilati klitorisku, terkadang menyeruak ke dalam menjilati dinding kemaluanku. Lidah tebal dan kumisnya itu terasa menggelitik bagiku, aku benar-benar merasa geli di sana sehingga mendesah tak tertahan sambil meremasi rambutnya. Kedua tangannya menyusup ke bawah bajuku dan mulai meremas buah dadaku, jari-jarinya yang besar bermain dengan liar disana, memencet putingku dan memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras."Pak.. oohh.. saya juga mau.. Pak!" desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu."Kalau begitu Bapak di bawah saja ya Dik" katanya sambil mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya naik ke wajahnya dan membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya. Oohh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar persis seperti tubuh pemiliknya, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Pak Vito mendesah-desah enak menikmati permainanku, sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya, jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitoris dan bibir vaginaku, bukan itu saja, lidahnya juga turut menjilati baik anus maupun vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum penisnya. Selama 10 menitan kami menikmatinya sampai ada sedikit terganggu oleh berbunyinya HP Pak Vito. Aku lepaskan penisnya dari mulutku dan menatap Vito menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu, lalu dia berkata, "Ayo Dik, terusin dong karaokenya, biar Bapak ngomong dulu di telepon".Aku pun tanpa ragu-ragu menelan kembali penisnya. Dia bicara di HP sambil penisnya dikulum olehku, tidak tau deh bicara dengan siapa, emang gua pikirin, yang pasti aku harus berusaha tidak mengeluarkan suara-suara aneh. Tangan satunya yang tidak memegang HP terus bekerja di selangkanganku, kadang mencucuk-cucukkannya ke vagina dan anusku, kadang meremas bongkahan pantatku. Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk pantatku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena sudah tanggung aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya karena masih harus terus melayani pembicaraan. Akhirnya muncratlah cairan putih itu di mulutku yang langsung saya minum seperti kehausan, cairan yang menempel di penisnya juga saya jilati sampai tak bersisa."Nggak kok.. tidak apa-apa.. cuma tenggorokkan saya ada masalah dikit" katanya di lama kemudian dia pun menutup HP nya, lalu bangkit duduk dan menaikkanku ke pangkuannya, tangan kirinya dipakai menopang tubuhku."Wah.. Dik Citra ini bandel juga ya, tadi kan Bapak udah suruh stop dulu, ee.. malah dibikin keluar lagi, untung nggak curiga tuh orang" katanya sambil mencubit putingku."Hehehe.. sori deh Pak, kan tadi tanggung makannya saya terusin aja, tapi Bapak seneng kan" kataku dengan tersenyum nakal."Hmm.. kalo gitu awas ya sekarang Bapak balas bikin kamu keluar nih" dengan sigap tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan Vito menurunkan kaos tanpa lenganku dari bahu dan meloloskannya lewat lengan kananku, sehingga kini payudara kananku yang putih montok itu tersembul keluar. Dengan penuh nafsu langsung dia lumat benda itu dengan mulutnya. Aku menjerit kecil waktu dia menggigit putingku dan juga mengisapnya kuat-kuat, bulatan mungil itu serasa makin menegang saja. Dia membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh payudaraku ke mulutnya, di dalam mulutnya payudaraku disedot, dikulum, dan dijilat, rasanya seperti mau dimakan saja milikku itu. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku terasa sudah di puncak, mengucurlah cairan cintaku dengan deras. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli di bawahku sehingga tangannya terhimpit diantara kedua paha dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya. Telapak tangannya yang penuh sisa-sisa cairan itu dibalurinya pada payudaraku."Sayang kalo dibuang, kan mubazir" lidahnya menjilati payudaraku yang sudah basah itu, sedangkan aku menjilati cairan pada tangannya yang disodorkan padaku. Tanganku yang satu meraba-raba ke bawah dan meraih penisnya, terasa olehku batang itu kini sudah mengeras lagi, siap memulai aksi berikutnya."Enggh.. masukin aja Pak, udah kepingin nih".Dia membalik tubuhku, tepat berhadapan dengannya, tangan kananya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vaginaku. Aku membukakan kedua bibir vaginaku menyambut masuknya benda itu. Setelah kurasakan pas aku mulai menurunkan tubuhku, secara perlahan tapi pasti penis itu mulai terbenam dalam kemaluanku. Goyanganku yang liar membuat Pak Vito mendesah-desah keenakan, untung dia tidak ada penyakit jantung, kalau iya pasti sudah kumat. Kaosku yang masih menyangkut di bahu sebelah kiri diturunkannya sehingga kaos itu menggantung di perutku dan payudara kiriku tersingkap. Nampak sekali bedanya antara yang kiri yang masih bersih dengan bagian kanan yang daritadi menjadi bulan-bulanannya sehingga sudah basah dan memerah bekas tangannya meremas-remas kedua payudaraku, ketika melumatnya terkadang kumisnya yang kasar itu menggesek putingku menimbulkan sensasi geli yang nikmat. Lidahnya bergerak naik ke leherku dan mencupanginya sementara tangannya tetap memainkan payudaraku. Birahiku sudah benar-benar tinggi, nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu lihai dalam bercinta, kurasa bukan pertama kalinya dia berselingkuh seperti ini. Aku merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi, frekuensi goyanganku kutambah, lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu sambil bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di sekitar mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Mengetahui aku sudah mau keluar, dia menekan-nekan bahuku ke bawah sehingga penisnya menghujam makin dalam dan vaginaku makin terasa sesak. Tubuhku bergetar hebat dan jeritanku tak tertahankan lagi terdengar dari mulutku, perasaan itu berlangsung selama beberapa saat sampai akhirnya aku terkulai lemas dalam menurunkanku dari pangkuannya, penisnya terlihat berkilauan karena basah oleh cairan cinta. Dibaringkannya tubuhku yang sudah lemas itu di sofa, lalu dia sodorkan gelas yang berisi teh itu padaku. Setelah minum beberapa teguk, aku merasa sedikit lebih segar, paling tidak pada tenggorokanku karena sudah kering waktu mendesah dan menjerit. Kaosku yang masih menggantung di perut dia lepaskan, sehingga kini aku bugil total. Sebelum tenagaku benar-benar pulih, Pak Vito sudah menindih tubuhku, aku hanya bisa pasrah saja ditindih tubuh gemuknya. Dengan lembut dia mengecup keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di bibir, mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, Pak Vito menempelkan penisnya pada vaginaku, lalu mendorongnya perlahan, dan aahh.. mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak waktu dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menusuk lebih ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding vaginaku. Buah dadaku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit berbulu, kedua paha rampingku kulingkarkan pada pinggangnya. Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya. Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh.. ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu, kumis kasar itu menggelitikku sehingga desahanku bercampur dengan ketawa geli."Uuuhh.. Pak.. aakkhh..!" aku kembali mencapai terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera keluar, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang orgasme. Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan penisnya, cairanku sudah meleleh kemana-mana sampai membasahi sofa, untung sofanya dari bahan kulit, jadi mudah untuk membersihkan dan menghilangkan bekasnya. Tanpa melepas penisnya, Pak Vito bangkit berlutut di antara kedua pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku istirahat dia meneruskan mengocok kemaluanku, aku sudah tidak kuat lagi mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-mengap seperti ikan di luar air."Bapak udah mau.. Dik.. Citra..!" desahnya dengan mempercepat kocokkannya."Di luar.. Pak.. aku ahh.. uuhh.. lagi subur" aku berusaha ngomong walau suaraku sudah lama kemudian dia cabut penisnya dan menurunkan kakiku. Dia naik ke wajahku, lalu dia tempelkan penisnya yang masih tegak dan basah di bibirku. Akupun memulai tugasku, kukulum dan kukocok dengan gencar sampai dia mengerang keras dan menjambak rambutku. Maninya menyemprot deras membasahi wajahku, aku membuka mulutku menerima semprotannya. Setelah semprotannya mereda pun aku masih mengocok dan mengisap penisnya seolah tidak membiarkan setetespun tersisa. Batang itu kujilati hingga bersih, benda itu mulai menyusut pelan-pelan di mulutku. Kami berpelukan dengan tubuh lemas merenungi apa yang baru saja tempat aku berbaring tadi basah oleh keringat dan cairan cintaku yang menetes disana. Masih dalam keadaan bugil, aku berjalan sempoyongan ke dapur mengambil kain lap dan segelas air putih. Waktu aku kembali ke ruang tamu, Pak Vito sedang mengancingkan lagi bajunya, lalu meneguk air yang tersisa di gelasnya."Wah Dik Citra ini benar-benar hebat ya, istri-istri Bapak sekarang udah nggak sekuat Adik lagi padahal mereka sering melayani Bapak berdua sekaligus" pujinya yang hanya kutanggapi dengan senyum berpakaian lagi, aku mengantarnya lagi ke pintu depan. Sebelum keluar dari pagar dia melihat kiri kanan dulu, setelah yakin tidak ada siapa-siapa dia menepuk pantatku dan berpamitan."Lain kali kalo ada kesempatan kita main lagi yah Dik""Dasar bandot, belum cukup punya istri dua, masih ngembat anak orang" kataku dalam aku pun mandi membersihkan tubuhku dari sperma, keringat, dan liur. Siraman air menyegarkan kembali tubuhku setelah seharian penuh berolahraga dan berolahsyahwat. Beberapa menit sesudah aku selesai mandi, ibuku pun pulang. Beliau bilang wangi ruang tamunya enak sehingga kepenatannya agak berkurang, aku senyum-senyum saja karena ruang itu terutama sekitar 'medan laga' kami tadi telah kusemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan

cerita dewasa pak rt