🪆 Puisi Chairil Anwar Tentang Ayah
1. AKU BERKACA.. Ini muka penuh luka Siapa punya? Ku dengar seru menderu Dalam hatiku Apa hanya angin lalu? Lagi lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah..!!! Segala menebal, segala mengental Segala tak ku kenal..!!! Selamat tinggal!! #2. AKU.. Kalau sampai waktuku Aku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedan itu
Kawanaku tidak ingin berpisah Aku ingin kita saling menggenggam Ingin cerita kita tiada usai. Kenangan kita Kita akan jauh nanti Terbang menggapai bintang Menempuh jalan panjang. Kenangan kita Saat nanti kita tiada bersama lagi Aku ingin kita berjanji pada hati Berjanji untuk tidak pernah melupakan Melupakan semua kenangan kita kawan.
Setiaptanggal 28 April, kita selalu memperingati hari puisi nasional sekaligus mengenang wafatnya seorang penyair ternama di Indonesia yaitu Chairil Anwar. Beragam karyanya yang melegenda menjadikan Chairil dikenal oleh publik. Salah satunya yaitu puisi yang berjudul 'Aku', karya sastra tersebut di muat di salah satu majalah Timur dan dianggap sebagai puisi yang memiliki pengaruh besar
Beritadan foto terbaru Chairil Anwar - 100 Tahun Chairil Anwar, Ini 5 Puisi Paling Terkenal dari Sang Penyair, Pernah Dituduh Plagiarisme Inilah sejumlah puisi bertema Hari Paskah dari penyair besar Indonesia yang melegenda. Tak Izinkan Adzam Menginap di Rumah Sule, Nathalie Beber Alasan, Bantah Batasi Akses Anak dan Ayah 2 menit lalu
ChairilAnwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922. Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun). Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
Puisimodern atau puisi bebas muncul pada angkatan 45, yang dipelopri oleh Chairil Anwar. Puisi modern tidak mengutamakan bentuk atau banyak baris dalam satu bait dan irama atau persajakan, tetapi lebih mengutamakan pada isi puisi itu sendiri. Puisi modern memiliki ciri sebagai berikut.
ChairilAnwar merupakan penulis yang produktif. Mengutip dari Tirto, selama periode 1942-1949 ia telah menghasilkan 94 tulisan di mana di dalamnya termasuk 70 sajak asli, 4 saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli, dan 4 prosa terjemahan. Karya-karyanya ini juga menjadi tanda peralihan dari era Pujangga Baru menuju Angkatan 45 yang modern.
KumpulanPuisi Hari Ibu 22 Desember Karya Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar hingga Gus Mus. TRIBUNJATENG.COM - Berikut puisi tentang ibu cocok dikirim untuk ibunda di Hari Ibu Nasional. Hari Ibu nasional diperingati setiap 22 Desember 2020.
NamaChairil Anwar abadi bersama puisi-puisi nya yang tak lekang oleh waktu hingga saat ini. Beliau sosok penyair angkatan 45 bersama Asrul Sani dan Rivai Apin. Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya pada tahun 1940, dimana ia mulai menggeluti dunia sastra.
. Kumpulan Puisi Ayah Tercinta ****** Aku Cinta Ayah Telah rapuh Tulang-tulangmu Yang dahulu kau gunakan Untuk memberikan kami sesuap nasi Untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga Kini… Kau berdaya lagi melakukan semuanya Kini… Kau hanya mampu memberikan kami nasehat Kini… Kau hanya mampu mengucapkan do’a yang lurus untuk kami Untuk… anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu Ayah…. Air mata ini tak mampu membalas semuanya Semua yang kau lakukan untuk hidup kami Semua yang kau berikan kepada kami Ayah… Kasih sayangmu takkan mampu tergantikan orang lain Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan Walaupun terkadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan Terkadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan Ayah…. Kini kamilah yang harus melakukan semuanya Kamilah yang harus membalas semuanya Kamilah yang harus memperhatikan mu Ayah…. Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti kepadamu Anak yang tak melupakan kasih sayang mu Izinkanlah kami tuk membahagiakanmu Ayah… Meskipun kami sadar Itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan Dan kami sadar, Nyawapun tak mampu membalas semuanya Terimakasih Ayah Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri Kini kami mampu menjadi orang yang mandiri Kini kami mampu menapaki hidup dengan do’a dan kasih sayangmu Aku mencintaimu Ayah. Ayah Di setiap tetes keringatmu Di derai lelah nafasmu Di penuhi kasih sayang yang luar biasa. ****** Untukmu Ayahku oleh Dina Sekar Ayu Di keheningan malam.. Datang secercah harapan… Untuk menyambut jiwamu datang… Sebercik harapan agar kau kembali pulang.. Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan… Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata… Tapi apalah daya.. Semua harapan hilanglah sirna.. Karena kau telah tiada.. Ayahku tercinta.. ****** Dari Hati untuk Pahlawan Hidupku Puisi Ibnu Abhi Meski suaramu Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan Yang mengantarkan hatiku. . . Menuju lembah tinggi. . Bernama kedamaian Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu Namun dengan dekapanmu. . . Ku terhangatkan dengan kasihmu Ku terlenakan Dengan cintamu Tangisku berderai Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku Seperti karang menjaga debu pasir Kau jaga aku. . . Kau lindungiku Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku. . Kau rela di terpa deburan buih Yang berlalu Demi aku Demi anakmu. . . Seakan tak pernah lelah Kau hapuskan tetes air mataku Seakan tak pernah bosan Kau redamkan aku dari tangisan Ku urai hati ini Untukmu Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku Hanya sebentuk puisi Dari ketulusan hati Untukmu bapakku Terima kasih. . . . ****** Getar Malam Rinduku Ingin ku gali gundukan itu Dan mencabut papan nama setiap dukaku Biarlah nafasku memeluk tentang mu Puisi-puisi gelap menimang ku Sajak berairmata merangkulku Dan merambatkan tiap ratap disekitar gelap Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelah ku Nyanyi cerita tentang dahaga merindu Seolah kau titipkan restumu Lewat dingin malam menyuap Mantra-mantra penghapus basah tatapku Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu Seperti suara hati yang tersampaikan padaku Bahkan suara gitar berbeda saat anganku Menuju kenangmu Getar yang memancar melahirkan syair Bak pujangga berlagu Ini untukmu, Itu buatmu, Dan do’a sebagai baktiku Miss you Ayah Puisi Oleh Eko Putra Ngudidaharjo ****** Ayah Segalanya Untukku Ayah… Beribu kata telah kau ucapkan Beribu cinta tlah kau berikan Beribu kasih tlah kau berikan Hanya untuk anak mu Ayah… Kau ajarkan ku tentang kebaikan Kau tunjukanku tentang arti cinta Kau jelaskanku tentang makna kehidupan Dan kau mendidikku dengan sungguh kasih sayang Ayah… Betapa mulianya hati mu Kau korbankan segalanya demi anak mu Kau banting tulang hanya untuk anak mu Kini ku berjanji tuk semua kerja keras hanya untuk mu Ku berjanji tuk semua kasih sayang mu Dan ku berjanji untuk ketulusan hati mu Bahwa aku akan selalu menjaga mu Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidup ku Terimakasih ayah untuk semua kasih sayang mu Puisi Oleh Clara ****** Kerinduan Ayah di mana engkau berada Di sini aku merindukan mu Mengiginkan untuk bertemu Merindukan akan belaian mu Kasih sayang mu selalu ku rindukan Engkau selalu hadir dalam mimpi ku Mimpi yang begitu nyata bagiku Mengiginkan engkau untuk kembali Aku selalu mengharapkan engkau hadir Menemani aku setiap hari Menemani masa pertumbuhan ku Untuk tumbuh menjadi besar Tampa engkau di sisiku Tampa engkau yang menemani Hari-hari ku Puisi Oleh Niki Ayu Anggini Share
puisi chairil anwar tentang ayah